Selasa, 23 April 2013

ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN




1.        Perbedaan Alat Pelajaran, Alat Peraga, dan Media Pelajaran
            Sebelum kita bahas tentang media pembelajaran mari kita bahas terlebih dahulu istilah media itu sendiri. Dalam Inggris-Indonesia disebutkan bahwa media memilki arti yang sama dengan medium yang mengandung beberpa arti antara lain “ ...2. perantara...3. perantaraan...” (Echol, John M., et.al., 1992: 377)
Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan saran penghubung untuk mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar. Dalam paraktek dilapangan seringkali kita temukan istilah lain yang serupa atau mungkin berkonotasi yang sama yaitu “alat peraga” dan “alat bantu belajar” . dari ketiga pengertian para ahli bersikap dengan membedakannya, namu adapula yang menggunakannya dengan interpretasi yang sama.
Jika kita perhatikan sekilas memang seolah adalah sesuatu yang sama, namun ada baiknya kita simak pendapat Drs. Basyirudin Usman, M.Pd dan Prof. Dr. H. Asnawir (2002) “....perbedaan antar media dengan alat peraga terletak pada fungsi, bukan substansinya saja. Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya sebagai alat bantu. Hal tersebut dikatakan media jika sumber belajar itu merupakan bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar”. Jika melihat hal tersebut maka media memiliki tugas sebagaimana guru menjadi sumber belajar bagi siswa. Jadi media merupakan sumber belajar yang bukan manusia. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedang alat bantu hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi.
Ada perbedaan antara alat pelajaran, alat peraga, dan media pelajaran. Alat pelajaran tidak akan berfungsi tanpa kehadiran guru. Alat peraga adalah perangkat untuk memvisualisasikan suatu konsep tertentu, misalnya gamelan, wayang, chart, gambar, foto labuhan, grebeg, bekakak, janthilan, dsb baik berwujud gambar atau benda yang sesungguhnya. Media tidak selalu menuntut kehadiran guru. Ada media yang tidak menuntut kehadiran guru, artinya media itu dapat menggantikan guru sebagai sumber belajar, misalnya tape recorder dan kaset untuk belajar tembang, majalah (kalawarti), buku sumber, nara sumber, kliping majalah, dsb.

2.        Media Pembelajaran
Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung , yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat lunak, dan (b) alat penampil atau perangkat keras. Sebagai contoh  guru akan mengajarkan  bagaimana urutan gerakan melakukan sholat. Kemudian guru tersebut menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar ke dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia buat sebelumnya. Kemudian siswapun melakukan gerakan sholati dengan apa yang terdapat dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke dalam media sederhana.
Dalam perkembangannya dan pemanfaatannya media pembelajaran ini dapat dibagi berdasarkan jenisnya, daya liputnya, bahan pembuatannya, yaitu sebagai berikut :


1.        Macam-macam media:
  1. Berdasarkan fungsinya, ada dua yaitu media bebas dan media bergantung.
  2. Berdasarkan wujudnya ada tiga, yaitu media cetak, elektronik, dan nara sumber.
  3. Berdasarkan karakteristiknya media dapat dibedakan media suara, gerak, gambar, garis, dan tulisan.
(1)  suara (audio)                     : radio, rekaman (sesorah, tembang, wayang, gendhing)
(2)  gambar (visual)                 : sile, gambar/poster wayang, karikatur, gambar benda
                                                  pusaka kraton, simulasi (beberan safari budaya Jawa)
(3) tulisan                                : kliping, majalah, antologi puisi, geguritan, cerkak
(4) suara, gambar, gerak          : TV, film
(5) gambar, garis, tulisan         : OHP dan transparannya.
2.        Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan media pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar; (2) strategi pembelajaran; (3) sistem evaluasi yang digunakan. Prinsip Pemilihan media: a) Tujuan Pemilihan; b)karakteristik media; 3)alternatif pemilihan. Faktor yang perlu diperhatikan : 1) objektivitas; 2) program pengajaran; 3) Sasaran program (siswa); 4) situasi dan kondisi; 5) kualitas teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan. Kriteria Pemilihan , mencakup:
  1. Topik menarik minat siswa.
  2. Materi dalam media penting bagi siswa.
  3. Relevan dengan kurikulum yang berlaku.
  4. Apakah materinya autentik dan aktual.
  5. Apakah fakta atau konsepnya benar.
  6. Format sistematis dan logis.
  7. Objektif orientasi kebutuhan siswa.
  8. Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat kualitas.
  9. Bahasa, simbol dan ilustrasi cukup komunikatif.
  10. Sudah teruji daya dukungnya.
3.        Alat Peraga

Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai Manfaat , dalam arti segala sesuatu  alat yang dapat menunjang keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran.  Ada istilah lain dari alat  peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.
Sebagai ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam televisi  bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke kelas, kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada siswa sehingga siswa memahami kenapa gambar terlihat pad alayar televisi. Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga , bukan sebagai media.
Pemilihan Alat Peraga
Terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk pembelajaran masa kini terutama jika melihat karakteristik KBK, yaitu mencakup:
  1. kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang akan  dilakukan oleh siswa;
  2. kemudahan dalam memperoleh alatnya dan kemudian dalam perancangannya;
  3. kemudahan dalam penggunaannya;
  4. terjamin keamanan dalam penggunaannya;
  5. kemampuan dana;
  6. kemudahan dalam penyimpanan, pemeliharaan dan sebagainya.

4.        Keuntungan Penggunaan Alat Peraga dan Media
            Ada beberapa keuntungan menggunakan media pembelajaran, yaitu (a) pembelajaran lebih menarik/menumbuhkan rasa cinta terhadap pelajaran yang dilaksanakan, (b) menambah minat belajar murid, minat belajar yang baik akan menghasilkan mutu yang baik pula (prestasi belajar), (c) mempermudah dan memperjelas materi pelajaran, (d) memperingan tugas guru, (e) merangsang daya kreasi, (f) pembelajaran tidak monoton sehingga membosankan, dsb.
5.        Esensi dari Sumber Belajar, Media dan Alat
Pada dasarnya baik sumber belajar, media maupun alat peraga memiliki esensi penting jika ketiganya diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Di mana esensi pentingnya adalah informasi. Jadi informasi yang terkandung, yang melalui, yang diolah, atau yang disampaikan, semuanya akan mempengaruhi  daya dukung keberhasilan ketiganya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dimaksud. Dengan kata lain ketiganya harus memperhatian karakteristik dari informasi itu sendiri, dalam hal ini Santoso S. Hamodjoyo (2001) menyatakannya,  yaitu:
·           Dimensi Accessibility ( Daya Jangkau/Akses Informasi)
Informasi yang terdapat, atau dimuat dalam sumber belajra, media dan alat mestinya memperhatikan daya jangkau. Hal ini  menjadi masukan bagi pendidikan bagaimana mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber belajara media dan alat peraga agar informasi pembelajaran dapat mencapai kualitas akses yang optimal.
·           Dimensi Speed (Kecepatan Informasi)
Penggunaan dan pemanfaatan sumber  belajar, media dan alat pera setidaknya harus mampu menambah atau membantu atau menjembatani karakteristik informasi yang cepat, akan tetapi mampu didengan cepat pula difahami oleh peserta didik dengan cepat pula.
·           Dimensi Amount (Jumlah/ Kuantitas Informasi)
 varisi informasi pembelajaran yang menyulitkan siswa untuk memahaminya, maka diperlukan pula sumber, media, dan alat peraga yang mampu menampungnya. Dengan demikian serumit apapun informasi pembelajran tertentu, maka dengan adanya penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga yang mendukung, maka informasi tersebut akan bisa diterima peserta didik  dengan sistematis.
·           Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan Memperoleh Pengetahuan)
Informasi yang tepat, sesuai dengan objek yang dipelajari maka pencapaian pengetahuan yang dibutuhkan akan dengan efektif dicapai melalui pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga. Kecenderungan informasi yang bersifat  kognitif akan kongkrit  dan lebih bermakna jika menggunakan sumber  belajar, media atau alat peraga yang kongkrit.
·           Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi)
Informasi pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa akan lebih bermakna dan akan lebih lama tersimpan dalam memori peserta didik. Hal ini terutama akan cepat terwujud jika  informasi tersebut diperolehnya melalui pancaindera baik visual, pendengaran maupun perabaan. Dalam kaitannya dengan hal tersbeut, maka sumber belajar, media dan alat peraga yang digunakan perlu kiranya diperhatikan relevansinya.

·           Dimensi Motivating (motivasi )
Informasi  yang terlahir dari proses berpikir manusia akan memiliki latar belakang  kebutuhan untuk  keseimbangan berpikir. Jenis dan bentuk  informasi yang dikemas, atau yang terkandung dari sumber belajar, media, dan alat peraga akan mampu memberikan motivasi bagi peserta didik.
6.        Produksi dan Pengembangan Sumber Belajar, Media dan Alat Peraga
Terdapat beberapa media sederhana yang dapat dikembangkan guru untuk kepentingan yang segera dipenuhi, misalnya  membuat media-media sederhana seperti poster,  ceritera bergambar dengan menggunakan foto, OHT, rekaman ceritera (pembelajaran melalui audio), papan planel dan sejenisnya. Berikut ini adalah contoh langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memproduksi beberapa jenis media sederhana.

1. Langkah Produksi Poster dalam Pembelajaran Ilmu Sosial
Dalam memproduksi sebuah poster, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a)objek sasaran; b)tempat penyajian; c)lama penyajian; d)perhatikan kata kunci dan simbol yang sesuai; e)harus mampu dibaca dengan singkat.
Langkah dalam membuat poster adalah sebagai berikut :
  1. Menetapkan rancangan isi : tema poster; tujuan khusus; pokok-pokok materi yang akan dituangkan dalam poster.
  2. Merancang gambar sketsa.
  3. Memperjelas/ memperbesar sketsa.
  4. Pemberian warna.
  5. Latering yang berisi pesan teks pada poster.
2. Langkah Produksi OHT
Langkah yang ditempuh mulai dari :
1)    membuat silabus pembelajran
2)    membuat sketsa tranfaran pada kertas
3)    membuat transfaransi dengan menuangkan kata-kata kunci dari materi pokok.
4)    Pembuatan bingkai, dengan berbagai teknik  penyajian:
·       Disclosure, yaitu oht dengan penyajian penutupan bagian yang belum dijelaskan serta meperlihatkan bagian yang sedang dijelaskan.
·       Overlays , yaitu oht dengan penyajian bagian demi bagian yang saling melengkapi dengan sistem tumpuk, dimulai dari bagian pokok materi (gambar –proses) kemudian dilengkapi dengan bagian gambar selanjutnya dari oht berikutnya hingga terbentuk gambar-proses yang lengkap.
5)    Penyimpanan tranfaransi dalam album bernomor.
Pada dasarnya masih banyak sumber belajar, media dan alat peraga sederhana yang dapat diproduksi  oleh kita. Dari uraian di atas kita dapat mencobanya secara lebih baik.

 Sumber:
Ase S. Muchyidin, 2001. Analisis Kebutuhan Sumber  Informasi dan Sumber Belajar. , Bahan Diklat e- Learning Propinsi Baten  tahun 2001. Dinas Pendidikan Propinsi Banten
Asep Herry Hernawan. 2001. Sumber Belajar: Bahan Diklat e- Learning Propinsi Baten  tahun 2001. Dinas Pendidikan Propinsi Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar